Nâko: Yohanes Manhitu
Nâko neno-tnanan in a-nmouf
ma ntoman hit naijafafô i,
npoip naijan ma hau-amonit
lê nafnekan oetenê feü.
Nane eslê oe amoufut asulutus
lê in hanan naheun au lukek
nâko fai tala nenomatan he natból,
oras Natal fê naseon nalail kau.
In hanan fê onlê haef-haef.
Masi un'unû in nsai natuin hún
ma munî i nfin natuin balék,
in kanan fê namnés, eslê ulan.
Yogyakarta, Funboësamnuâ 2007
===========
Air yang jatuh dan gaduh
Dari langit ia jatuh
dan mengenai bumi kita ini,
menyiram tanah dan tumbuhan
yang harapkan kesegaran baru.
Itulah air yang jatuh dan gaduh,
yang suaranya memenuhi telingaku
dari malam hingga matahari ‘kan terbit,
ketika Natal baru pamit padaku.
Suaranya masih seperti biasanya.
Walau dahulu kala ia mengalir melalui ilalang
dan kini ia melewati seng,
namanya masih sama, yaitu hujan.
Nâko neno-tnanan in a-nmouf
ma ntoman hit naijafafô i,
npoip naijan ma hau-amonit
lê nafnekan oetenê feü.
Nane eslê oe amoufut asulutus
lê in hanan naheun au lukek
nâko fai tala nenomatan he natból,
oras Natal fê naseon nalail kau.
In hanan fê onlê haef-haef.
Masi un'unû in nsai natuin hún
ma munî i nfin natuin balék,
in kanan fê namnés, eslê ulan.
Yogyakarta, Funboësamnuâ 2007
===========
Air yang jatuh dan gaduh
Dari langit ia jatuh
dan mengenai bumi kita ini,
menyiram tanah dan tumbuhan
yang harapkan kesegaran baru.
Itulah air yang jatuh dan gaduh,
yang suaranya memenuhi telingaku
dari malam hingga matahari ‘kan terbit,
ketika Natal baru pamit padaku.
Suaranya masih seperti biasanya.
Walau dahulu kala ia mengalir melalui ilalang
dan kini ia melewati seng,
namanya masih sama, yaitu hujan.
Yogyakarta, Desember 2007
No comments:
Post a Comment