Nâko: Yohanes Manhitu
Nenô ma fai hit tafinib tabu mnanû sin
Tala tones alakleö he namsoupen.
Lo ‘tebes, tabu natpén nafeus;
Nmaneo, ton feü he némen.
Nahunun ton feü, neno kninô mesê kamapnikan:
Neno Usif Meûsinê nabaijon on mansian.
In ka mahonis fa nbi Salomo in sonaf;
In nemantean pah-pinan a-nbi paän
Okê nabala nok kit he nrasa susar,
Natua nok kit he nsutai mnahas,
Nlak nok kit he nlekan lalan.
In es hit Atukus amaneot.
Mauthe In meûsinen naheun hit nekak,
In snasan ameut nfú kit onlê anîfuü.
Tafnekan piuta he In a-nsoi kit
Nâko hit meisökan moderen
Lê neno-neno nkub nan kit.
Neu makenat, mauthe In neik kit dame;
Neu maputû global, neik kit oetenê;
Neu korupsi, neik kit nek-âpisat;
Neu aborsi, neik kit nekamnaut;
In nahín hit lomit-sin ok-okê.
Ó Usif Meûsinê, aum laba nai meu kai!
Ma meik kai Ho akum neno-tunan
He mnoes main meno pah-pinan.
Mauthe natuin paän Betlehem,
Hai mînoinâ he msiom monit
Masi mlilê ka ntean kai piuta,
Masi mnatû fê eskun bale ‘ló.
Muheun hai nekam ameitis.
Ó Usif Meûsinê, aum laba nai meu kai!
Mfé kai fnekan feü neu neno amnemat
Lê hai fêka mihín in humaf onme.
Mutúk ma mtiut kai nenô ma fai
Henait hai nabeî misoup lalan i
Lê naheun nok katilâ ma ‘naus.
Ho kum es kompas neu lalan;
Ho kum es hai funfaifnomê
Lê nanón kai neik meûsinê.
Yogyakarta, Funboësamnuâ 2007
*****
Raja Terang ‘kan Segera Tiba
Siang dan malam kita melewatkan jam-jam panjang
Hingga setahun hampir saja berakhir.
Memang benar, waktu terbang dengan gesit;
Sungguh, tahun baru ‘kan segera tiba.
Sebelum tahun baru, datang hari suci tak terlupakan:
Hari Raja Terang menjelma menjadi manusia.
Ia lahir bukan di istana Salomo;
Ia hadir ke dunia di dalam kandang
Lalu ia bersama dengan kita untuk rasakan derita,
Ia tinggal dengan kita untuk rasakan kelaparan,
Ia melangkah dengan kita untuk memandu.
Dialah Sang Gembala yang benar.
Biarlah terang-Nya memenuhi hati kita,
Napas-Nya yang murni mengembusi kita laksana angin sepoi.
Marilah berharap selalu agar Ia melepaskan kita
Dari kegelapan modern
Yang setiap hari menyelubungi kita.
Bagi peperangan, biarlah Ia membawakan kita damai;
Bagi pemanasan global, Ia membawakan kita kesejukan;
Bagi korupsi, Ia membawakan kita pertobatan;
Bagi aborsi, Ia membawakan kita belah kasih;
Ia mengetahui segala keinginan kita.
Oh Raja Terang, bersegeralah datang kepada kami!
Dan bawakan kami embun surgawi
Untuk menghapus dahaga duniawi.
Biarlah karena kandang Betlehem,
Kami belajar menerima hidup
Walau sukacita tak kunjung tiba,
Meski emas masih di kejauhan.
Puaskan hati kami yang gersang.
Oh Raja Terang, bersegeralah datang kepada kami!
Berilah kami harapan baru akan hari esok
Yang wajahnya belum kami kenal.
Tuntun dan jagalah kami siang dan malam
Agar kami sanggup menempuh perjalanan ini
Yang penuh dengan duri dan kaktus.
Dikau sendirilah kompas bagi jalan kami;
Dikau sendirilah bintang kejora kami
Yang menuntun kami dalam terang.
Yogyakarta, Desember 2007