Onlê anaot natuin lalan amnanut nbi kota nanan,
hit matak lof nít sâ-sâ lê namlileb hit nekak afnekan.
Me oras ka namfau ‘sekê fa he tpil ma tsos sin okê.
Neu mauthe tkios lekleok ma tpil mesê aî nua
henait hit lalan amnanut i nmuî upan.
Haef namfafau hit ka nabeî fa tatae
oras sâ-sâ lê nemantean kit namás okê
onlê enus in warna sin nbi nefo tunan nae
oras ulkapi fê nasón nalain nbi neonmabê.
Me oras ka namfau ‘sekê fa he tpil sin okê.
Mauthe ta’ét lekleok ma tpil mesê aî nua
henait hit lalan amnanut i nmuî in upan.
Matak nít, monit in pilit humâ-humâ.
Me nansâ es hit musti trasa tamtau
nbi oras pilit atomas nemantean kit
ma nekak naheun nok sinmakat?
Yogyakarta, Funtenû 2009
Me nansâ es hit musti trasa tamtau
nbi oras pilit atomas nemantean kit
ma nekak naheun nok sinmakat?
Yogyakarta, Funtenû 2009
===========
Hidup dan Pilihannya
Karya: Yohanes Manhitu
Bagai pejalan kaki yang tengah melintasi jalan panjang di kota,
mata kita ‘kan memandang segala yang senangkan hati pengharap.
Tapi tak cukup banyak waktu ‘tuk memilih dan membeli semuanya.
Jadi biarlah kini kita menatap dan memilih satu atau dua
agar penjalanan panjang kita ini bermakna.
Sangat sering kita tak dapat memberi jawaban
ketika segala yang tiba di hadapan kita serba indah
laksana warna pelangi di atas sebuah danau
ketika hujan rintik-rintik berhenti di sore hari.
Tapi cukup banyak waktu ‘tuk memilih semuanya.
Biarlah kita menatap dan memilih satu atau dua
agar penjalanan panjang kita ini bermakna.
Mata memandang, hidup tawarkan beragam pilihan.
Namun mengapa kita harus merasa takut
ketika pilihan yang tepat itu tiba
dan hati kita penuh kerinduan?
Yogyakarta, Maret 2009
Namun mengapa kita harus merasa takut
ketika pilihan yang tepat itu tiba
dan hati kita penuh kerinduan?
Yogyakarta, Maret 2009
No comments:
Post a Comment